Perbedaan Pemasangan CCTV Analog dan IP Camera (Seri Jaringan CCTV Dasar
Simple nya yang di sebut dengan CCTV analog adalah kamera yang media transmisi datanya menggunakan kabel coaxial. Tidak ada proses digital pada output video. Murni hanya sinyal video 1 Vp-p yang di rambatkan melalui kabel, bukan berupa data 1 dan 0.
Instalasinya pun simpel, relatif gampang di bandingkan dengan IP Camera. Tidak di butuhkan pemahaman di bidang IT. Cukup dengan menarik kabel coaxial dan power kamera, setelah itu pasang kamera sesuai dengan posisinya, power up, dan masukan output kamera ke monitor (atau ke DVR) video output dapat langsung dilihat. Cara mengkrimping konektor BNC pun terbilang cukup mudah, karena ada dua pasang kawat yang terdapat pada kebel coaxial, yaitu kawat inti dan pelindungnya.
Walaupun DVR memproses lagi sinyal video secara digital, tetap sistem tersebut disebut dengan sistem CCTV analog. kelebihan kemudahan instalasi masih tetap menjadi kelebihan cctv analog walaupun sistem menggunakan 4, 8, 9, atau bahkan 16 kamera sekalipun. Semua kabel coaxial ditarik ke DVR. Dengan kemudahan ini pula maintenance menjadi lebih mudah.
Kualitas gambar video tergantung pada kualitas kabel coaxial yang digunakan. Gambar masih bisa ditangkap dengan jarak 250 meter jika kabel berkualitas bagus. Jika masih diperlukan jarang yang lebih panjang lagi , katakanlah 1 s-d 2 km, BALUN bisa menjadi pengganti kabel coaxial dan tentunya dengan menambahkan device dan UTP Cat5.
Berbeda dengan IP Camera, setiap kamera pada sistem ini harus mempunyai ID unik. ID berupa IP address ini harus direncanakan alokasi nya per kamera dari awal. Dan pemberian/pengaturan IP Address ini menurut saya harus di lakukan sebelum semua kamera terpasang. Pengaturan IP Address tidak semudah membalikan telapak tangan untuk sebagian orang, (baca: banyak teknisi) di perlukan pengetahuan di bidang jaringan komputer (IT).
Proses kerimping kabel UTP Cat5 pun tidak semudah instalasi pada kamera analog. Diperlukan pengetahuan tambahan tentang urutan warna kabel jaringan. Setelah Kamera di pasang dan power up, gambar tidak langsung keluar pada monitor komputer yang di jadikan sebagai konfigurator. Selain memastikan IP Address, juga harus menjalankan program yang tepat untuk melihat hasil dari gambar IP Camera.
IP Address default atau bawaan pabrik pada IP Camera biasanya di set pada DHCP (otomatis) atau diketahui. Untuk mengidentifikasi vendor IP Camera menyertakan Software IP Installer yang berfungsi untuk mengatur dan mendeteksi IP Address pada kamera. Menurut saya software ini pun sulit untuk di gunakan bagi yang belum memahaminya.
Maksimum jarak kabel penarikan adalah 100 meter, mengikuti kaidah jaringan komputer. Tidak seperti CCTV analog kabel UTP Cat5 tidak harus ditarik sampai ke alat perekam (NVR atau Network Video Recorder). Cukup di tarik ke Hub/Switch terdekat.
Maksimum IP Camera dalam satu sistem tergantung pada spesifikasi hardware alat perekam tersebut. Ada Factory yang menyebutkan maksimal 32 kamera, dengan catatan tambahan, masih bisa di kembangkan jika hardware server yang digunakan sangat tinggi. Alat perekam pada IP Camera disebut dengan NVR (Network Video Recoder). Ada 2 type NVR, yaitu PC Based (berupa software yang di instalkan ke PC server, dan Hardware based.
Kelebihan IP Camera di banding CCTV analog gambar hasil rekaman dan Live view sangat bagus, karena menggunakan resolusi tinggi contoh : 1280 X 1080 dibandingkan dengan CCTV analog yang mentok di D1(720 X 576). Pada resolusi tersebut hasil rekaman dan live view pada frame rate yang tinggi, sedangkan cctv analog maksimal frame rate nya D1 adalah 7,5 fps. Kebanyakan CCTV analog di atur pada resolusi CIF (360 X 288) Supaya frame rate yang di hasilkan tinggi. Konsekuensi nya gambar akan pecah saat di zoom.
0 komentar:
Posting Komentar